
Hendropriyono Ungkap Pihak Asing Dalang Demo Ricuh di DPR: Waspada Ancaman Stabilitas Nasional
Jakarta – Mantan Kepala initogel Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) AM Hendropriyono mengungkap dugaan keterlibatan pihak asing dalam kericuhan yang terjadi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) beberapa waktu lalu. Pernyataan ini menjadi sorotan publik karena menyentuh isu sensitif mengenai keamanan nasional, intervensi asing, dan stabilitas politik di Indonesia.
Menurut Hendropriyono, peristiwa kericuhan yang melibatkan ribuan peserta aksi bukan semata-mata ekspresi spontan dari masyarakat yang menyampaikan aspirasi. Ia menekankan adanya indikasi keterlibatan pihak luar yang memiliki kepentingan untuk memicu ketidakstabilan dan memanfaatkan situasi untuk keuntungan tertentu. “Ada banyak indikasi yang menunjukkan bahwa pihak asing ikut mempengaruhi jalannya demonstrasi ini. Tidak semua gerakan yang tampak spontan itu murni berasal dari dalam negeri,” ujar Hendropriyono dalam wawancara eksklusif dengan media nasional.
Dugaan Motivasi Pihak Asing
Hendropriyono menjelaskan bahwa pihak asing yang dimaksud kemungkinan memiliki tujuan strategis, seperti melemahkan posisi pemerintah Indonesia dalam pengambilan keputusan nasional maupun regional. Intervensi ini bisa berbentuk penyebaran informasi yang memprovokasi massa, dukungan logistik atau finansial secara tidak langsung, hingga manipulasi opini publik melalui media sosial.
baca juga: terima-kasih-pssi-taiwan-mau-jadi-lawan-dadakan-timnas-indonesia
“Tujuannya jelas: menciptakan ketidakstabilan dan memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan politik atau ekonomi mereka. Kita harus selalu waspada terhadap upaya-upaya campur tangan semacam ini,” tegas Hendropriyono.
Menurutnya, upaya campur tangan asing bukan hal baru dalam sejarah Indonesia. Sejak era penjajahan hingga masa Orde Baru dan Reformasi, negara ini selalu menghadapi pengaruh eksternal yang mencoba memengaruhi politik dan keamanan domestik. “Sejarah telah membuktikan bahwa intervensi asing bisa datang dalam berbagai bentuk, mulai dari tekanan diplomatik, finansial, hingga manipulasi sosial,” jelasnya.
Kronologi Kericuhan di DPR
Kericuhan di depan Gedung DPR terjadi pada pagi hingga siang hari, saat ribuan peserta aksi berkumpul untuk menyampaikan protes terhadap sejumlah kebijakan pemerintah. Awalnya, aksi berlangsung tertib, namun situasi memanas ketika sebagian peserta mulai melemparkan batu dan benda-benda lain ke arah aparat keamanan.
Polisi dan TNI dikerahkan untuk membubarkan massa secara humanis, namun insiden ini tetap menimbulkan kerusakan pada fasilitas publik dan menimbulkan korban luka-luka di antara aparat dan warga. Hendropriyono menilai bahwa cara aparat menangani situasi sudah cukup profesional, tetapi ia menekankan pentingnya pencegahan melalui intelijen yang lebih ketat dan modern.
“Intelijen harus bergerak lebih cepat dan terintegrasi, tidak hanya menunggu insiden terjadi baru bertindak. Kesiagaan dan pencegahan jauh lebih penting daripada sekadar menanggulangi kerusuhan,” ujarnya.
Analisis Pakar dan Respons Pemerintah
Beberapa analis politik menilai pernyataan Hendropriyono patut mendapat perhatian serius. Pakar politik dari Universitas Indonesia, Dr. Rahayu Santoso, mengatakan bahwa indikasi keterlibatan pihak asing harus dibuktikan melalui data intelijen yang akurat. Namun, ia setuju bahwa pengaruh luar terhadap politik domestik merupakan ancaman nyata yang tidak bisa diabaikan.
“Sejarah Indonesia menunjukkan bahwa pihak asing kerap mencoba memanfaatkan situasi politik yang tidak stabil. Baik melalui media, finansial, maupun kampanye opini publik. Jadi, kewaspadaan itu memang perlu,” kata Rahayu.
Sementara itu, pemerintah menegaskan komitmennya untuk menjaga keamanan nasional dan menindak tegas pihak-pihak yang mencoba memicu kerusuhan. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menyatakan, “Kita tidak akan mentolerir gangguan yang mengancam stabilitas politik. Semua pihak, baik domestik maupun asing, harus menghormati kedaulatan Indonesia.”
Sejarah Intervensi Asing di Indonesia
Pernyataan Hendropriyono membuka diskusi tentang sejarah intervensi asing di Indonesia. Dari masa penjajahan Belanda hingga masa pendudukan Jepang, pengaruh luar terhadap politik Indonesia sudah ada. Bahkan setelah kemerdekaan, selama Perang Dingin, negara-negara asing sering mencoba memengaruhi arah politik dan ekonomi Indonesia melalui bantuan, tekanan diplomatik, atau propaganda.
Contohnya, pada era 1960-an, adanya dukungan asing terhadap berbagai kelompok politik di Indonesia menimbulkan ketegangan internal yang cukup serius. Situasi serupa juga terjadi di era Reformasi, di mana media sosial dan informasi global mulai mempengaruhi opini publik secara cepat. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi asing dapat muncul dalam bentuk yang lebih modern dan tidak selalu terlihat langsung.
Pentingnya Intelijen dan Kesiapsiagaan
Hendropriyono menekankan bahwa kesiapan intelijen menjadi kunci dalam menghadapi ancaman seperti ini. Ia menyarankan penggunaan teknologi canggih untuk memantau potensi gangguan keamanan dan penyebaran informasi yang bisa memprovokasi masyarakat.
“Pemantauan harus dilakukan sejak dini, termasuk memetakan pihak-pihak yang mencoba memengaruhi massa, baik dari dalam maupun luar negeri. Jangan sampai kita bereaksi setelah masalah terjadi, karena itu sudah terlambat,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat. Kesadaran kolektif akan potensi gangguan eksternal akan memperkuat stabilitas nasional dan mencegah kericuhan yang lebih besar.
Implikasi Politik dan Sosial
Kasus kericuhan di DPR ini menimbulkan debat publik terkait batas kebebasan berekspresi dan tanggung jawab aparat keamanan. Masyarakat diingatkan bahwa menyampaikan aspirasi harus tetap mengikuti aturan hukum dan menjaga ketertiban. Sementara itu, pemerintah perlu menyeimbangkan antara menjaga keamanan dan menghormati hak warga negara.
Jika dugaan keterlibatan pihak asing terbukti, implikasinya akan sangat luas, mulai dari politik domestik hingga kebijakan luar negeri. Pemerintah harus siap menghadapi tekanan dan intervensi, sekaligus memastikan proses demokrasi tetap berjalan dengan aman dan adil.
Seruan Hendropriyono
Dalam penutup pernyataannya, Hendropriyono menyerukan kewaspadaan nasional yang lebih tinggi terhadap intervensi asing. Ia mengingatkan bahwa menjaga stabilitas politik adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah.
“Kita harus bekerja sama, dari pemerintah, aparat keamanan, hingga masyarakat sipil, untuk menjaga kedaulatan dan persatuan negara. Setiap upaya mengganggu ketertiban harus dihadapi dengan tegas dan cerdas,” pungkasnya.
Kesimpulan
Kericuhan di DPR bukan hanya sekadar masalah keamanan lokal, tetapi juga membuka mata banyak pihak tentang potensi pengaruh asing dalam politik domestik. Pernyataan Hendropriyono memberikan peringatan serius bahwa stabilitas nasional harus dijaga melalui intelijen yang handal, kesiapsiagaan aparat, dan kesadaran masyarakat.
Dalam konteks global yang semakin kompleks, Indonesia dihadapkan pada tantangan menjaga kedaulatan dari berbagai bentuk intervensi, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, kewaspadaan, koordinasi, dan kerja sama nasional menjadi kunci utama untuk menghadapi ancaman terhadap stabilitas politik dan keamanan nasional.
sumber artikel: www.theguideothers.com