
PBB Rilis Daftar Perusahaan Terlibat Genosida Israel di Gaza: Dunia Bisnis dalam Sorotan Global
Jakarta, 3 Juli 2025 — pttogel Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali mengguncang dunia internasional dengan merilis sebuah laporan mendalam yang mengungkap keterlibatan puluhan perusahaan global dalam aksi genosida yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza. Laporan ini disampaikan oleh Pelapor Khusus PBB untuk Wilayah Palestina yang Diduduki, Francesca Albanese, dalam sidang Dewan Hak Asasi Manusia PBB yang digelar di Jenewa.
Dengan judul laporan “From Economy of Occupation to Economy of Genocide”, PBB menyoroti keterlibatan langsung dan tidak langsung perusahaan-perusahaan internasional dalam memperkuat infrastruktur militer, pengawasan, dan ekonomi yang menopang agresi Israel terhadap Palestina. Tak kurang dari 60 perusahaan dari berbagai sektor tercantum dalam laporan tersebut, termasuk perusahaan teknologi, militer, energi, finansial, transportasi, hingga pariwisata.
Keterlibatan Perusahaan dalam Konflik Berdarah
Francesca Albanese dalam pemaparannya menyebut bahwa genosida di Gaza bukanlah hanya hasil dari keputusan politik atau militer Israel semata, melainkan juga didorong oleh keuntungan ekonomi yang dinikmati oleh sejumlah perusahaan. Menurutnya, terdapat “ekonomi genosida” yang terbentuk, di mana keuntungan bisnis justru menjadi alasan mengapa penderitaan rakyat Palestina terus berlangsung.
baca juga: minum-air-putih-sebelum-tidur-disebut-bisa-rusak-ginjal-ini-penjelasan-dokter-yang-sebenarnya
Perusahaan Militer dan Teknologi Pertahanan menjadi sorotan utama. Nama-nama besar seperti Lockheed Martin, Leonardo, Elbit Systems, dan Israel Aerospace Industries disebut sebagai penyedia utama senjata dan peralatan militer yang digunakan dalam pemboman dan serangan darat. Teknologi drone, sistem pengintaian, hingga rudal presisi tinggi dipasok oleh perusahaan-perusahaan ini ke Israel.
Selain itu, perusahaan teknologi informasi global seperti Microsoft, Google, Amazon, dan Palantir juga tercatat sebagai pendukung infrastruktur digital dan sistem pengawasan canggih. Teknologi kecerdasan buatan dan sistem biometrik buatan mereka digunakan untuk mendeteksi dan mengawasi warga sipil Palestina secara masif, yang pada akhirnya mempercepat eksekusi serangan.
Dampak Langsung terhadap Warga Palestina
Sejak konflik besar pecah pada Oktober 2023, lebih dari 57.000 warga Palestina telah dilaporkan tewas, sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak. Rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah dihancurkan, dan jutaan warga terpaksa mengungsi. Jalur Gaza kini digambarkan sebagai wilayah dengan kondisi kemanusiaan terburuk di dunia.
Laporan PBB menegaskan bahwa tanpa dukungan logistik, teknologi, dan finansial dari perusahaan-perusahaan ini, operasi militer Israel tidak akan dapat berjalan sedemikian luas dan brutal. Dengan kata lain, mereka yang memasok alat, sistem, dan dana kepada Israel harus turut bertanggung jawab atas kehancuran yang terjadi.
Sektor Ekonomi Lain yang Terlibat
Selain militer dan teknologi, sektor konstruksi dan alat berat juga terlibat. Perusahaan seperti Caterpillar, HD Hyundai, dan Doosan diduga telah menyediakan alat berat seperti bulldozer untuk menghancurkan rumah-rumah warga Palestina dan membuka lahan bagi permukiman ilegal Israel.
Sektor perbankan dan investasi pun tidak luput dari sorotan. Beberapa lembaga keuangan ternama diduga telah memberikan dana, membeli obligasi militer Israel, dan mengelola portofolio investasi yang terkait langsung dengan proyek-proyek di wilayah pendudukan Palestina.
Perusahaan pariwisata digital seperti Airbnb dan Booking.com juga disebut mendapat keuntungan dari daftar properti di permukiman ilegal Israel, sehingga turut melegitimasi kehadiran Israel di tanah yang direbut secara paksa dari warga Palestina.
Tuntutan dan Rekomendasi PBB
Melalui laporan ini, PBB menuntut agar:
-
Negara-negara segera menghentikan hubungan dagang dan investasi dengan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam genosida.
-
Diberlakukannya embargo senjata internasional terhadap Israel serta pengawasan ketat terhadap aliran teknologi dan dana.
-
Pengadilan terhadap perusahaan dan eksekutif yang terbukti mendapat keuntungan dari kejahatan terhadap kemanusiaan.
-
Pemutusan hubungan konsumen dan lembaga publik dari merek-merek yang beroperasi di wilayah pendudukan atau terlibat dalam dukungan kepada militer Israel.
Francesca Albanese menegaskan bahwa tanggung jawab atas genosida tidak hanya terletak pada negara, tetapi juga pada korporasi global yang menggerakkan roda ekonomi pendudukan dan pembunuhan massal.
Tanggapan Dunia dan Gelombang Boikot
Pasca rilis laporan ini, berbagai negara dan lembaga masyarakat sipil mulai menyerukan tindakan boikot terhadap produk dan layanan perusahaan yang disebutkan. Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) kembali menggeliat, dengan target utama perusahaan-perusahaan teknologi dan perbankan multinasional.
Beberapa investor besar juga mulai meninjau ulang portofolio mereka, khususnya dana pensiun dan yayasan pendidikan yang selama ini berinvestasi pada perusahaan-perusahaan terkait. Universitas, LSM, dan organisasi hak asasi manusia global menuntut akuntabilitas dan transparansi.
Kesimpulan
Laporan terbaru PBB membuka tabir gelap keterlibatan korporasi global dalam tragedi kemanusiaan yang selama ini dianggap hanya sebagai konflik politik dan militer. Dunia kini dihadapkan pada kenyataan bahwa genosida di Gaza terjadi tidak hanya karena kekuatan militer Israel, tetapi juga karena adanya mesin ekonomi global yang terus menopangnya.
Apakah dunia akan diam dan tetap membeli produk dari perusahaan-perusahaan tersebut? Atau justru ini akan menjadi titik balik dalam sejarah korporasi global untuk bertanggung jawab atas dampak sosial dan kemanusiaan dari bisnis mereka?
sumber artikel: www.theguideothers.com